Kedokteran merupakan salah satu jurusan paling mahal, terlebih kedokteran gigi. Bahan praktikum pembuatan gigi palsu seperti gipsum dan wax sebetulnya di sediakan di kampus, tapi untuk untuk berlatih sudah pasti berbagai alat dan bahan tersebut harus di miliki sendiri, dan itu tidak murah karena semua masih diimpor.Sementara itu, hampir semua mahasiswa belum berpenghasilan dan mengandalkan kiriman dari orang tua.Selain melihat ini sebagai peluang usaha, saya pun berniat membantu teman - teman yang lain.
Dan untuk menjual alat
kedokteran gigi, kita harus punya penyuplai yang membelinya dari importir, dan
belum satu pun dari mereka saya kenal. Ini usaha yang baru akan saya tapaki,
tidaklah mungkin bisa langsung konsinyasi, dipastikan harus bayar dimuka.Selain
itu, modal awal untuk membeli juga belum mencukupi.Sebagai mahasiswa, sulit
meraih kepercayaan dari para penyuplai, karena mengandalkan kartu mahasiswa
saja sebagai jaminan, tentu tidak cukup.
Nah kebetulan Vera merupakan junior
saya di FKG - UI.Ayahnya adalah kepala kesehatan gigi di Angkatan Darat,
Brigjen drg. Sarkawi. Angkatan darat saat itu begitu powerfull, baik di
bandingkan dengan Angkatan lain di tubuh ABRI maupun di roda pemerintahan Orde
Baru pada posisi ini, beliau dipastikan banyak berhubungan dengan pemasok alat
kesehatan gigi bagi Angkatan darat seluruh indonesia. Saya harus dekati. Saya
minta tolong Vera untuk dikenalkan pada ayahnya. Alhamdulillah, saya
berkesempatan berbincang dan saya ceritkan masalah di lapangan dan niat
membantu teman - teman untuk kemudian diperkenalkan kepada importir dan
mendapat jaminan beliau.
"Pak, selama ini mahasiswa
membeli alat praktikum ke toko dengan harga mahal, sementara kami, sebagian
besar,tak selalu punya cukup uang. Uang kiriman dari orang tua sering kali
tidak cukup sehingga sebagian dari mahasiswa tidak bisa mengikuti praktikum
karena ketiadaan alat. Kasihan saya melihat temen - temen.
Beliau rupanya tidak
bergeming, dan pada suatu kesempatan akhirnya saya diajak beliau untuk kemudian
diperkenalkan kepada salah satu importir.
"Tolong you kasih dia ( saya
) barang yang diminta. saya sebagai jaminan."
Begitu singkat perintah Pak Sarkawi
kepada salah satu importir.Sama sekali tidak bisa di bantah.Mulailah pintu
terbuka. Saya senang.
Kemudian saya mulai di beri
barang atau peralatan praktikum yang terdiri dari pinset, gipsum, wax, exvakator
dan lain - lain. Saya jual kepada teman - teman dengan harga lebih murah
daripada harga di toko yang biasa mereka beli.Tidak hanya itu. Saya beri pula
mereka kemudahan membayar tiga kali dengan jangka telat membayar tiga kali
dengan jangka waktu tiga bulan. Wajar jika ada teman yang telat membayar,
karena konsekuensinya barang bisa saya ambil kembali. Jika itu terjadi, mereka
tidak bisa ikut kelas praktikum.
Ini merupakan batu loncatan saya
untuk memulai usaha di luar. Hal itu akan diceritakan pada tulisan berikutnya.
Dan inilah kisah sosok orang yang
sukses dan terkaya 10 besar Indonesia yang bisa membaca situasi don kondisi
keadaan dimana beliau dapat mencuri peluang untuk membantu teman - teman
sekaligus untuk mendapatkan keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar